Legend

heyy..
kembali lagi 

tapi kali ini gw gak bakal menceritakan tentang Youtubers tapi salah satu pemain sepak bola yang sudah sangat mendunia.walaupun ini tidak ada hubungan dengan blog gw tapi gpp lahh

siapa yang tidak kenal dengan Steven Gerrard?? pecinta sepak bola pasti namanya sudah tidak asing lagi .Steven George Gerrard (lahir di WhistonInggris30 Mei 1980; umur 34 tahun) dia merupakan pesepak bola asal inggris yang bermain bersama liverpool

Liverpool's Steven Gerrard must not start against Leicester City

yang gw bakal ceritakan adalah loyalitas dia kepada liverpool hingga 17 tahun

musim depan dai akan pindah ke klub lain dan ini sangat membuat para fans nya pasti sangat sedih termasuk gw ;'( .terlalu banyak kenangan #azek (bukan mantan) 

gw bakal menceritakan moment hebat gerrard bersama liverpool selama 17 tahun
moment pertama dimana ia menyelamatkan liverpool dari kekalahan di liga champions pada saat behadapan dengan olympiakos pada saat itu liverpool menang 2-1 tapi walaupun menang tapi tetap kalah gol tandang karena sebelumnya olympiakos menang 1-0 di leg pertama. pada saat dimasa injury time gerrard mencetak goll yang sangat indah dengan tembakan keras nya dari luar kotak pinalty dan menyelamatkan liverpool dari kekalahan.
kemudian pada saat final FA cup liverpool saat itu sedang kalah 1-0 dan lagi-lagi steven gerrard menyelamatkan liverpool dari kekalahan goll indah nya dari luar kotak pinalty, pada saat itu waktu sudah mau habis dan disitu lah steven gerrard hadir
dan ini moment paling berkesan menurut saya

Final Liga Champions 2005
Dinding stadion Kemal Ataturk seperti setipis kertas. Dari kamar ganti Liverpool, sorak sorai pemain AC Milan di ruangan yang berbeda begitu jelas terdengar. Semua pemain Liverpool tertunduk lesu. Tak ada yang berani menegakkan kepala. Pada malam final Liga Champions 2004/05 itu, Milan memberikan pukulan telak kepada Liverpool. Milan mampu unggul 3-0 saat jeda. Bek veteran Paolo Maldini membuka keunggulan pada menit pertama pertandingan. Sebelum turun minum, Hernan Crespo menambahnya dengan dua gol. Awal yang sempurna.

Tak mau disetir kemurungan, Rafael Benitez menghimpun nafas dan berdiri di tengah para pemainnya. Sang manajer sadar, dia hanya punya waktu 15 menit untuk mengembalikan kepercayaan diri tim. Ketika berjalan dari bangku cadangan menuju ruang ganti, benak Benitez dipusingkan mencari-cari kalimat dalam bahasa Inggris yang tepat untuk "menghidupkan" para pemainnya. Kalimat yang kemudian meluncur dari mulutnya sederhana saja.

"Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool. Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukkannya untuk mereka", serunya.

"Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit dalam pertandingan ini. Percaya lah kalian mampu melakukannya. Berikan kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan."

Sebelum tim keluar kamar ganti, Rafa menyusun skema formasi baru di papan tulis. Untuk menghambat Kaka, Rafa meminta Dietmar Hamann bersiap tampil menggantikan Djimi Traore. Namun, ketika diberitahu Steve Finnan mengalami cedera, Benitez memanggil kembali Traore yang sudah mencopot sepatu dan berjalan ke kamar mandi. Keputusan terakhir, Finnan keluar, Hamann masuk.

Rafa sadar, tak ada lagi ruginya mengorbankan seorang pemain bertahan. Liverpool bermain dengan tiga pemain belakang dan kapten Steven Gerrard didorong lebih ke depan. Liverpool memang harus bangkit, sekarang atau tidak sama sekali.

Inilah lima belas menit yang menentukan. Lima belas menit yang mengubah segalanya. Babak kedua menjadi milik Liverpool. Sembilan menit berjalan, Liverpool menyulut sumbu ledak stadion. Dalam rentang enam menit berikutnya, Liverpool ganti mengendalikan situasi. Steven Gerrard memberikan gol inspirasional lewat sundulan kepala menyongsong umpan John Arne Riise. Tak lama berselang, tendangan keras jarak jauh Vladimir Smicer tak dapat ditahan Dida. Belum lagi Milan menata diri, pada menit ke-60, Gerrard dijatuhkan di kotak penalti oleh Gennaro Gattuso. Penalti! Awalnya, eksekusi Xabi Alonso sempat ditahan Dida, tapi bola muntah langsung disambar Alonso.

Cerita belum selesai. Kedudukan 3-3 bertahan hingga 90 menit. Pertandingan diperpanjang hingga 30 menit, tapi tetap tak bisa menentukan pemenang. Juara Liga Champions musim itu pun harus diselesaikan melalui babak adu penalti.

Sebelum "babak perjudian" itu dimulai, Jamie Carragher datang menghampiri kiper Jerzy Dudek. Carra menyarankan Dudek agar melakukan "sesuatu" untuk mengacaukan konsentrasi pemain Milan. Dudek langsung teringat rekaman video yang pernah disaksikannya. Kaki spaghetti! Saat adu penalti final Piala Champions 1984 melawan AS Roma, pendahulu Dudek, Bruce Grobbelaar, memelintir-melintir kakinya. Entah memang berpengaruh atau tidak, Grobbelaar berhasil membawa Liverpool menang dan merebut Piala Champions.


Trik yang sama dipakai Dudek ketika Andriy Shevchenko bertugas sebagai eksekutor terakhir Milan. Terbukti, trik kuno itu berhasil. Eksekusi Sheva mengarah ke tengah gawang dan dengan sebelah tangan, Dudek menahannya. Liverpool pun merajai Eropa! Jerih payah fans Liverpool yang terus menggemuruhkan dukungan untuk klub kesayangan mereka terbayar sudah!


Mukjizat di Istanbul ini kemudian diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin terjadi di lapangan sepakbola.

Goal.com

Gerrard menjadi Man Of The Match dan jadi pahlawan dalam kemenangan dramtis tersebut

You Leave A Legend, You'll Return A Hero, The City Of Liverpool Is Always With You
The Best There Is, The Best There Was And The Best There Ever Will Be
YOU'll NEVER WALK ALONE

Thanks For all memories

sekian 
thanks guys

2 komentar: